RSS

Pages

Biologi Tentang Virus


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda alam, penyelamat umat dari kemungkaran dan kemunafikan yakni nabi Muhammad saw.
Adapun maksud penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran biologi semester I. Selain itu penyusunan makalah ini bertujuan untuk menyampaikan informasi tentang virus secara tertulis untuk dapat berbagi ilmu pengetahuan baru dengan pembaca.
            Namun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan, tata bahasa dan materi yang tercantum didalamnya. Maka dari itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dan kemajuan penyusun di masa yang akan datang.


Ciamis, September 2013

Penyusun,


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.................................................................................      
DAFTAR ISI...............................................................................................  
BAB I .... PENDAHULUAN.......................................................................      
1.1  Latar Belakang........................................................................
1.2  Rumusan Masalah................................................................... 
1.3  Tujuan.....................................................................................      
BAB II... PEMBAHASAN.........................................................................   
2.1   Pengertian Virus.....................................................................    
2.2     Sejarah Penemuan Virus.........................................................   
2.3     Ciri dan Struktur Virus...........................................................     
2.4     Virus Pemakan Bakteri (Bakteriofag)......................................   
2.5     Perkembangbiakan Virus........................................................   
2.6     Peran Virus dalam Kehidupan Manusia ..................................  
2.7     Vaksin .................................................................................. 
BAB III PENUTUP..................................................................................... 
3. 1 Kesimpulan ...........................................................................     
3. 2 Saran.....................................................................................     
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................    


BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus hepatitis), hewan (misalnya virus polyoma), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).

1.2   Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan virus?
2.      Bagaimana sejarah penemuan virus?
3.      Apa saja ciri-ciri virus?
4.      Bagaimana perkembangbiakan virus?
5.      Apa peran virus dalam kehidupan manusia?
6.      Apa yang di maksud vaksin?
1.3   Tujuan
1.      Untuk mengetahui devinisi virus
2.      Untuk mengetahui sejarah penemuan virus
3.      Untuk mengetahui ciri-ciri struktur virus
4.      Untuk mengetahui cara perkembangbiakan virus
5.      Untuk mengetahui peranan virus dalam kehidupan manusia
6.      Untuk mengetahui tentang vaksin

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus akan diekspresikan menjadi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota ( organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas jika tidak berada dalam sel inang. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus polyoma), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV). Kata virus berasal dari bahasa latin virion yang berarti racun, yang pertama kali digunakan di Bahasa Inggris tahun 1392

2.2  Sejarah Penemuan Virus
Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman. Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hiduppembawapenyakit.
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil. Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G. A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska




2.3  Ciri dan Struktur Virus
Secara umum ciri dan struktur tubuh Virus adalah sebagai berikut:
1.      Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel), Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA) sedangkan sel memiliki kedua jenis asam nukleat
2.      Virus berukuran amat kecil , jauh lebih kecil dari bakteri, yakni berkisar antara 20 mµ - 300mµ (1 mikron = 1000 milimikron). untuk mengamatinya diperlukan mikroskop elektron yang pembesarannya dapat mencapai 50. 000 X.
3.      Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi. Ada yang berbentuk oval , memanjang, silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk seperti kecebong dengan "kepala" oval dan "ekor" silindris.
4.      Tubuh virus terdiri atas: kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.
Berikut struktur tubuh virus :
a.       Kepala
Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid. Satu unit protein yang menyusun kapsid disebut kapsomer.
b.      Kapsid
Kapsid merupakan selaput yang tersusun atas unit-unit protein. Kapsid berfungsi untuk melindungi inti asam nukleat, membantu menyisipkan virion (partikel virus), dan menentukan macam sel yang akan dilekati virion.
c.       Isi tubuh
Bagian isi disebut sebagai virion. Virion terdiri atas materi genetic berupa DNA atau RNA. Tidak ada virion yang tersusun dari gabungan kedua materi tersebut
d.      Ekor
Ekor virus merupakan alat untuk menempel pada inangnya. Ekor virus terdiri atas tubus bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak mempunyai ekor.
5.      Virus memiliki lapisan protein yang disebut kapsid
6.      Virus hanya dapat berkembang biak di sel hidup lainnya. Seperti sel hidup pada bakteri, hewan, tumbuhan, dan sel hidup pada manusia.
7.      Virus tidak dapat membelah diri.
8.      Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkan.
9.      Virus tidak melakukan metabolisme makanan untuk menghasilkan ATP.

2.4  Virus Pemakan Bakteri (Bakteriofag)
Bakteriofag atau sering disebut fag ditemukan oleh dua orang ahli mikrobiologi bernama Frederick Twort (1913) dan Felix d'Herelle (1917) sebagai pertikel yang menyebabkan sel bakteri lisis (pecah). Nama virus ini berasal dari kata bacteria (bahasa Inggris) dan kata phagein (bahasa Yunani) yang artinya makan.
Struktur bakteriofag terdiri dari kepala, ekor, dan kaki serabut. kepala terdiri dari asam nukleat yang diselubungi kapsid berbentuk polihedral. Bagian ekor menancap ke kepala. Kaki serabut merupakan perpanjangan ekor yang berfungsi untuk menancapkan diri ke bagian tubuh bakteri.
Para peneliti mengembangkan pengetahuan tentang virus melalui berbagai penelitian terhadap bakteriofag. Hal ini disebabkan karena bakteriofag mudah untuk dikembangbiakkan pada sel bakteri hidup di laboratorium. Fag yang sering diselidiki adalah fag yang bersifat parasit pada bakteri E. coli yang disebut fag T.
Fag T terdiri atas kepala berbentuk heksagonal dengan diameter 50-65 milimikron dan panjang sampai 200 milimikron. Panjang ekornya 100 milimikron. Kepala merupakan bagian utama yang pusatnya terdiri atas DNA yang diselubungi kapsid. ekor berupa tubuh bersumbat dilengkapi serabut.
Ada beberapa fag yang sudah dikenal, yaitu fag T2, T3, T4, T5, T6, dan T7. Secara morfologi, bentuk luar keenam fag tersebut tidak banyak berbeda. Akan tetapi, secara serologi (ilmu yang mempelajari serum) mereka menunjukkan perbedaan yang nyata. Fag T2, T4, dan T6 disebut fag genap, termasuk satu golongan serologi. T3 dan T7 termasuk golongan serologi yang lain, sedangkan T3 dan T5 berlainan satu sama lain dan juga berbeda dengan golongan serologi.

2.5  Perkembangbiakan Virus
1.      Infeksi secara litik
a.       Fase Adsorpsi, fag melekat di bagian tertentu dari dinding sel bakteri. Daerah itu disebut daerah reseptor (receptor site = reseptor spot).
b.      Fase Penetrasi, enzim lisozim merusak sel bakteri kemudian DNA fag masuk ke dalam sel bakteri.
c.       Fase Replikasi dan Sintetis, pada tahap replikasi fag menyusun dan memperbanyak DNA. Pada tahap sintetis, fag membentuk selubung-selubung protein (kapsid) baru.
d.      Fase Perakitan, komponen-komponen fag akan disusun membentuk fag baru.
e.       Fase Pembebasan, sel bakteri akan pecah (lisis), sehingga fag yang baru akan keluar.
2.      Infeksi secara lisogenik
a.       Fase Adsorpsi dan Infeksi, fag menempel di tempat yang spesifik pada sel bakteri.
b.      Fase Penetrasi, DNA fag masuk ke dalam sel bakteri.
c.       Fase Penggabungan, DNA virus bergabung dengan DNA bakteri membentuk profag.
d.      Fase Replikasi, saat profag akan bereplikasi, itu artinya DNA fag juga turut bereplikasi.

2.6  Peran Virus dalam Kehidupan Manusia
1.      Penyakit pada Tumbuhan yang disebabkan oleh Virus
a.       Mosaik, menyebabkan bercak kuning pada daun tumbuhan. Disebabkan oleh tobacco mosaic virus (TMV).
b.      Penyakit kuning pada cabai dan tomat. Disebabkan oleh Begomovirus (bean golden mosaic virus)

c.       Penyakit tungro yang menyerang daun padi
2.      Penyakit pada Manusia yang Disebabkan oleh Virus
a.       Campak, disebabkan oleh virus paramyxovirus
b.      Cacar air dan herpes zoster, disebabkan oleh virus varicella zoster.
c.       Polio (poliomyelitis), disebabkan oleh virus polio.
d.      Hepatitis (pembengkakan hati), disebabkan oleh virus hepatitis.

3.      Penyakit pada Hewan yang Disebabkan oleh Virus
a.       Polyoma, penyebab tumor pada hewan.
b.      Adenovirus, penyebab tumor pada hewan tertentu.
c.       Rhabdovirus, penyebab rabies.
d.      Avian Influenza A (H5N1), penyebab flu burung yang menyerang unggas dan mamalia.

2.7  Vaksin
Vaksin berasal dari kata Vaccinia, penyebab infeksi cacar pada sapi. Secara umum vaksin adalah suatu bahan yang diyakini dapat melindungi seseorang terhadap penyakit. Vaksin dibuat dari virus atau bakteri pathogen yang menyebabkan terjadinya penyakit, pathogen inilah yang konon disuntikan kedalam tubuh dengan harapan dapat membantu memerangi penyakit. Sehingga dapat juga disimpulakan bahwa tujuan vaksin adalah suatu usaha untuk merangsang daya tahan tubuh dengan memasukkan bibit penyakit yang dilemahkan dan dicampur dengan bahan lain. Pada masa lalu pembuatan vaksin banyak menggunakan serum binatang, namun kemudian penggunaan bahan ini dilarang karena dampak buruk yang ditimbulkan tidak terbendung. Pada masa sekarang ini pembuatan vaksin dengan mengunakan virus dan bakteri. Meurut ahli farmasi dan tanaman obat Universitas Indonesia Dr. Abdul Mu’nim, Apt. bahwa vaksinasi/imunisasi adalah usaha memancing daya tahan atau pertahanan tubuh seseorang, sehingga dengan demikian vaksinasi/imunisasi tidak ada hubunganya dengan peningkatan daya tahan tubuh.

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri
Virus bereproduksi melalui dua cara, yaitu melalui siklus litik dan siklus lisogenik. Virus pada umum nya bersifat merugikan karena dapat menyebabkan berbagai penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
Dengan pengetahuan tentang virus, manusia dapat memanfaatkan virus untuk membuat vaksin yang mencegah penyakit.

3.2  Saran
Virus dapat dilawan dengan cara tubuh diberi vaksin, karena dapat meningkatkan sistem kekebalan pada tubuh kita. Oleh sebab itu, usahakan agar kita semua telah mengikuti program imunusasi yang diadakan secara bertahap. Selain itu hindari makan dan minum di warung atau tempat-tempat yang tidak higienis.